Sebenarnya terbang di masa kehamilan itu boleh ndak sih? Katanya resiko yang bisa dialami ibu hamil itu mulai dari kaki bengkak sampai yang paling parah keguguran. Itu juga yang ada di pikiran aku sewaktu berpikir untuk pulang ke Medan. Kalau kata babycentre sih aman-aman saja jika kehamilannya normal dan tidak bermasalah. Untuk lebih aman lagi, lebih baik didiskusikan juga dengan dokter kandungan juga. Mencari tau sana sini, ternyata waktu yang paling tepat bagi ibu hamil untuk bepergian dengan pesawat adalah pada trimester keduanya (sekitar minggu ke-14 sampai minggu ke-26), karena pada masa itu biasanya bagi mereka yang mengalami masa-masa morning sickness, masa tersebut sudah berlalu dan ibu hamil juga sudah lebih fit untuk beraktifitas. Biasanya di atas 32 minggu, ibu hamil tidak diperbolehkan untuk terbang lagi.
Setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan, akhirnya aku jadi juga pulang ke Medan sama suami di usia kehamilan 22 minggu. Bersyukur karena perjalanan dan penerbangan terasa asik-asik dan baik-baik saja. Baby juga tenang-tenang saja saat take-off sampai landing.
Beberapa hal yang disiapkan sebelum terbang dan dialami selama di airport dan selama penerbangan :
- Surat keterangan dari dokter
Surat keterangan ini pada umumnya menyatakan usia kandungan, estimasi tanggal lahir dan juga menyatakan bahwa kondisi si ibu hamil dalam keadaan aman untuk terbang. Surat keterangan ini sebaiknya diminta/dikeluarkan sedekat mungkin dengan jadwal penerbangan kita (sehari sebelumnya) karena ada beberapa maskapai yang menganggap masa berlaku surat ini hanya 3 hari setelah dikeluarkan.
- Tiba di airport lebih awal
Walaupun sudah melakukan web check-in sebaiknya tiba lebih awal di airport untuk berjaga-jaga kalau ada yang harus diurus lebih lanjut. Saat itu aku menggunakan maskapai AirAsia. Ada form yang harus diisi. Form tersebut kurang lebih untuk menyatakan usia kehamilan dan menyetujui kalau terjadi resiko, resiko tersebut ditanggung pribadi. Form 3 rangkap itu diberikan untuk petugas darat, awak kabin dan satu lagi disimpan oleh penumpang. Hasil dari tiba lebih cepat di airport kemarin, aku bisa agak santai duduk-duduk di starbucks dulu sambil minum raspberry milk sambil mengisi form itu.
- Pakaian yang nyaman dan jangan membawa yang berat-berat
Duduk dalam waktu yang cukup lama akan membuat ketidaknyamanan. Menggunakan pakaian yang nyaman dan membawa baju hangat akan sangat membantu. Usahakan juga untuk tidak membawa bagasi tambahan ke dalam cabin (kecuali didampingi) karena akan menyulitkan ketika menaikan atau menurunkan bagasi tersebut.
- Saat boarding
Usahakan untuk tidak berdesak-desakan. Jadi kalau tidak masuk saat awal-awal (supaya kebagian tempat duduk di bis misalnya), atau tunggu saja saat antrian mulai sepi supaya tidak berdiri terlalu lama.
- Memilih tempat duduk
Pilih tempat duduk yang leluasa yang memudahkan akses ke kamar mandi ataupun ketika ingin jalan-jalan sebentar untuk menghilangkan rasa pegal. Ada baiknya juga untuk buang air kecil dulu sebelum terbang,
- Saat take-off dan landing
Yang kurang nyaman saat ini adalah getaran yang dirasakan ketika pesawat "berlari" di jalurnya ketika mau take-off dan ketika roda pesawat pertama kali menyentuh tanah ketika mau landing. Yang aku lakukan adalah memasang posisi seat belt dengan benar (di bawah perut) dan kalau getarannya terasa agak tidak nyaman, aku mengangkat pantat sedikit dari kursi supaya getarannya tidak terlalu berasa. Cukup membantu lho :)
- Selama pesawat di atas
Ketika tanda seat belt sudah dimatikan, aku melepaskan seat belt dan merebahkan tempat duduk. Kalau ada bantal untuk ganjelan akan lebih baik. Membaca dan mendengarkan musik (untuk aku dan baby) untuk mengisi waktu. Seru juga merasakan goyangan-goyangan baby ketika denger musiknya, berasa di happy juga dengan perjalanannya dan dia baik-baik saja di dalam :)
- Last but not least, Berdoa :)
Berdoa pastinya supaya penerbangan berjalan lancar dan semua tiba dengan selamat. Oiya, jangan lupa juga kasi tau baby kalau baby mau diajak terbang dengan pesawat :)
No comments:
Post a Comment