Pages

Thursday, September 24, 2015

Ray Lulus S1 ASI Eksklusif

Halo semua, ini Rowan suaminya Karin. Numpang nulis di blog Karin ya :)

Dari sebelum Ray lahir, saya dan istri sudah banyak mencari tahu perihal ASI (terutama istri ya :D ). Di awal usia kehamilan, saya diberikan sebuah buku sakti berjudul “AYAH ASI”. Buku itu sudah jadi seperti kitab saya untuk mempelahari perihal ASI, walaupun tetap aja selalu lupa kalau sudah detail mekanisme seperti penyimpanan di suhu berapa, ada alat apa saja untuk mebebrikan ASI, dll (saya harus buka lagi bukunya).

Buku selesai dibaca dalam waktu 1.5 minggu (maaf ya kalau lama, maklum bukan tipe pembaca buku). Begitu selesai, mulailah kebawelan saya perihal ASI berjalan dengan sendirinya. Dimulai dari mencari rumah sakit yang pro ASI (cara tahunya dari browsing dan tanya langsung, lalu paling mudah lihat saja ada iklan sufor tidak di rumah sakit tersebut). Ternyata pilihan istri memang tepat di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI). Hampir seluruh dokter dan suster perawatnya pro ASI.

Bagi yang masih bertanya-bertanya “kenapa tidak ke rumah sakit bersalin atau rumah sakit ibu dan anak?” . Well, selain itu adalah rumah sakit pilihan istri dari sebelum kami menikah. Bagi saya dari hasil yang saya baca, rumah sakit tersebut merupakan target utama untuk perusahaan Sufor. Jangan tersinggung ya, sekali lagi ini pendapat pribadi, hasil riset pribadi, hasil googling pribadi.

Akhirnya tibalah hari yang ditunggu. Selasa, 24 Maret 2015 setelah melalui proses diskusi yang panjang x lebar, Ray lahir melalui proses persalinan caesar. Dari mulai tanda tangan, saya sudah bawel sekali minta 2 hal yaitu Dokter yang Pro ASI dan saya minta Ray diberikan waktu untuk IMD (Inisiasi Menyusu Dini) atau minimal skin to skin contact. Dalam hal ini sebagai orang tua dan orang awam ada 2 hal yang harus diperhatikan :
1.       Ruang operasi itu dingin buanget, jadi harus perhatikan juga kondisi anak saat skin to skin contact dengan ibunya
2.       Tangan bayi jangan dilap karena itu merupakan sensornya untuk mencari payudara ibunya.

Pihak rumah sakit mengabulkan 2 hal tersebut dan saya adalah saksinya karena diperbolehkan masuk menemani proses persalinan. Ray lahir dengan berat 3.1kg dan teriakan yang sangat lantang. Ray berhasil menemukan payudara mamanya walaupun tidak berhasil latch on dengan payudara mamanya, tapi Ray diberikan waktu skin to skin contact yang cukup lama dan berhasil menemukan payudara ibunya. Bahagia sekali melihat proses itu.

Oke, perjuangan sebenarnya baru dimulai. Suster masuk ke dalam kamar, mengantar bayi kami yang lucu dan menginformasikan kalau bayinya laper bu, nyusu ke mamanya ya. Ini dia! Proses paling menegangkan! Ternyata Ray kesulitan untuk lactch on (please note tidak semua bayi bisa langsung latch on dengan puting ibunya). Raypun nangis karena susah mendapatkannya, istri sayapun panik  karena takut bayi kami lapar. Tapi apa yang dilakukan perawat? Dengan tenang dibantu untuk bisa latch on dan dibantu dipijat payudaranya agar susunya bisa keluar dan juga bayi bisa minum dengan tenang. Benar kan, saya tidak salah pilih rumah sakit! :)

Hari keduapun masih terjadi yang sama, kesulitan latch on. Tapi bersyukurnya ASI istri cukup banyak, bahkan perawat pun tidak henti-hentinya memberi semangat dengan berkata “bu semangat, pelan-pelan pasti bisa. Ibu susunya banyak lho ini”. Ok, ASI ada dan cukup banyak tapi bayi masih susah latch on. Istri memompa dan kemudian Ray diberi minum menggunakan sendok oleh suster. Tapi karena Ray tidak sabar dan istri saya jadi tidak tega, akhirnya keputusan terberat pun diambil. Ray diberikan ASIP dengan DOT bukan atas saran dari suster tetapi atas permintaan kami. Yak, DOT! Benda yang sangat berbahaya bagi para ibu-ibu ASI karena bisa menyebabkan bayi bingung puting dan akhirnya memilih menggunakan dot untuk minum.

Kenapa berbahaya dan dianggap bencana kalau bayi minum dari dot?? Karena dari seluruh informasi yang saya peroleh dibilang kalau bayi langsung menyusu dari ibunya, secara tidak disadari ada pemicu untuk produksi ASI terus banyak.

Nah, pusing gak setelah kita tahu informasi seperti itu? Pusing dan kepikiran banget pastinya. Terlebih Ray ternyata bilirubinnya tinggi, keluar dari RSPI berada di level 11.6 lalu 6 hari kemudian kembali ke rumah sakit berada di level 16.6. Istri pun sudah pasti sangat sedih melihatnya. Pulang dari konsultasi dokter di hari ke 6 tersebut, kami berdiskusi dan sepakat untuk mengganti dokter anak. Akhirnya kami bikin janji dengan Dr. Yovita Ananta di hari ke-7 setelah keluar dari rumah sakit atau keesokan harinya lagi.

Dari pertemuan dengan Dr. Yovita, Dokter menyarankan untuk tetap tenang dan mestinya hari ke 7 adalah titik paling tingginya. Lalu dipesankan agar banyak minum, bayi yang cenderung tidur dan kurang minum berpotensi lebih tinggi untuk kuning / bilirubinnya naik.

Ok, Sip! Pulang ke rumah, dengan semangat 45 istri selalu bersiap memberikan susu baik secara langsung maupun melalui cup feeder setiap 2 jam sekali. Bersyukur akhirnya seminggu kemudian bilirubinnya kembali turun ke normal (tentunya dibantu jemur di pagi hari ya).

Masalah kuning sudah selesai, masalah barupun muncul lagi. Bukan tidak bersyukur istri dikaruniai ASI yang banyak, namun karena derasnya arus ASI tersebut membuat Ray tersedak setiap kali menyusu langsung dan akhirnya ngomel (hebat ya bayi jaman sekarang udah bisa ngomel baru umur 2 mingguan).

Singkat cerita akhirnya dengan berkali-kali saya coba tenangkan dan berkata ke istri untuk tetap semangat menyusui langsung, akhirnya saya memutuskan untuk mendukung keputusan istri apapun itu asalkan dia senang. Karena saya percaya kalau si ibu senang, maka supply  ASInya juga akan ada terus. Saat itu istri saya memutuskan untuk pumping  dan Ray akhirnya minum ASI dari botol dengan dot.

Luka, lecet, payudara bengkak, demam, panas tinggi sampai 39 derajat celcius, semua dialami istri saya. Tapi semangat dan cintanya yang luar biasa untuk buah hati kami membuatnya tidak pernah menyerah. Kami bersyukur sekali pasokan ASI istri selalu cukup bahkan bisa dialokasikan untuk penyimpanan. Seperti foto di bawah ini :



3 bulan setelah cuti melahirkan, istripun kembali bekerja namun tetap dengan prioritasnya adalah memberikan ASI eksklusif untuk anak kami. Ray dirawat oleh omanya selama jam kami di kantor dan bersyukur kami juga mendapat dukungan ASI dari pihak keluarga dan atasan istri di kantor. Jadi istri di kantorpun selalu mengatur jadwalnya untuk tetap pumping dan bisa memberikan ASI untuk Ray. (ibu bekerja, ASI beraksi)


Akhirnya tibalah hari ini, 24 September 2015. Ray tepat berusia 6 bulan dan artinya sudah berhasil lulus S1 ASI eksklusif dan memulai MPASInya. Terima kasih untuk istriku, untuk mama Ray yang sudah berjuang dengan penuh kasih sayang untuk bisa memenuhi kebutuhan ASI eksklusif Ray dengan segala cara. 6 bulan pertama sudah berhasil dilewati dengan baik, mari kita bersiap untuk fase berikutnya :)

Love you both



Tuesday, September 22, 2015

Menuju MPASI Ray

Tidak terasa sekali Ray sudah mau 6 bulan. Yes, dalam hitungan hari Ray akan makan untuk pertama kalinya. Mamanya super excited sekaligus deg-degan. 

Setelah satu setengah bulan ini disibukan dengan membaca buku, bertanya sana sini, mengumpulkan resep, berkali-kali revisi jadwal makan, survey peralatan dan perlengkapan dan belanja tentunya. Akhirnya semuanya hampir pasti (tanpa bimbang) ketika semakin mendekati hari H nya. 

Apa yang dibaca?
MPASI tidak seperti ASI yang bisa dibilang mempunyai informasi yang seragam dari berbagai sumber. Metodenya ada terbagi-bagi, ada metode WHO, food combining, ada yang menganjurkan serelia dulu ada yang buah, ada yang menyarankan protein boleh dimulai dr 6 bulan ada yg 8 bulan, dsb. Karena merasa butuh pegangan dan setelah berkonsultasi sana sini akhirnya beli buku Sehat Lezat by dr. Tiwi. Sangat membantu dan detail dalam membahas dan merangkum pengetahuan awal mengenasi per-MPASI-an ini, dibahas sesuai kelompok umur bayi dan juga dilengkapi beberapa resep. 

Selain itu yang dijadikan pegangan juga email dari dsa-nya Ray. Baik banget dokter Yovita juga membuat gambaran jadwal makannya. 

Yang dibaca lagi tentunya hasil dari googling sana sini :)

Siapa yang ditanya?
Dokter spesialis anak yang pertama, karena dia yang tau kondisi anak dan berpengalaman lebih banyak dalam hal ini. Mama dan teman-teman untuk sharing dan diskusi menu

Resep dari mana?
Googling googling googling. Hahaha beberapa buku referensi juga dan resep dari ibu-ibu di instagram yang fotonya bagus-bagus, bikin lapar dan gak sabar mau cepet-cepet masak juga. Tapi dari membaca dan bertanya katanya sih seiring berjalannya waktu yang dimasak bukan lagi mengacu pada resep tapi pada insting dan kreatifitas mama.

Oiya, applikasi iphone juga. Karena Annabel Karmel tiba-tiba love foto Ray di instagram jadi lah mama langsung beli apps nya di app store. Dan ternyata baguuuuss :) 

Belanja apa aja?
Naahh ini yang bikin palinh semangat. Feeding tools yang lucu-lucu banget dan alat-alat kece yang canggih. Sejauh ini yang sudah dibeli Beaba Babycook, mangkuk kecil, sendok kecil untuk mulut kecilnya Ray, training cup, bip plastik, high chair, baby food storage, talenan, dan sepertinya akan nambah lagi. Hihi

BLW ?
Baby Led Weaning, pingin menerapkan ini karena teman yang menerapkan ini ke anaknya dari awal membawa hasil yang sangat baik sekali. Tidak pernah GTM, fasih sekali menggunakan sendok garpu dan lahap sekali kalau makan. Tapi disisi lain membaca bayi yang keselek karena inj juga ada. Karena masih deg-deg an ditunda dulu saja deh. Mungkin dikombinasikan saja nanti dengan metode konvensional.

Persiapan lainnya
Sebelumnya ada ada kegalauan beras merah atau beras putih. Katanya beras merah lebih bagus. Tapi Ray yang minumnya hanya ASI saja ini kadang bisa gak pup beberapa hari. Setelah konsultasi sama dsa nya. Akhirnya diputuskan beras putih duluan.

Beli beras organik dan bikin tepung beras sendiri. Yeay! Begini aja udah bangga :D 

Info dr Mba Boss di kantor beras organik gak menjamin bebas kutu. Jadilah untuk memastikan telur dan kutu nya mati, beras ini dicuci dan dipanggang/disangrai dulu sebelum diblender. Setelah diblender diayak halus dan disimpan dalam wadah kedap. Nah tidak semua blender bisa menghaluskan beras ini, biasanya dipakai food processor atau blender untuk bahan-bahan kering.

Here is it, mama's homemade rice cereal a.k.a tepung beras homemade. I'm definitely not a kitchen woman, but I'm very excited and want to give the best for my baby.


Ray sayang, Mama will always do the best she can for Ray. I take you first food very seriously. Dari mulai berusaha dan menjadi pejuang ASI untuk meluluskan S1 ASI Eksklusif buat Ray (karena katanya itu yang terbaik), payudara bengkak dan lecet, deman tinggi, curi waktu pumping di kantor, dll sampai sekarang untuk makanan pertama Ray juga dipikirin panjang lebar tinggi, plus minus nya, dll. Semoga Ray punya petualangan makan yang seru yaah. Semoga nanti seterusnya sampai Ray  udah besar, Ray bisa ikut meneruskan usaha dan perjuangan Mama menjaga diri dan jaga badan Ray. Jangan masukin hal yang gak penting seperti nikotin dr rokok dan hal-hal tak berguna lainnya yah. Mama bakal sedih banget bangetan lho. I love you, mama de tayaang. Can't wait to feed you soon. Muach!

Wednesday, March 18, 2015

Kamar Bersalin dan Biaya Melahirkan RS Pondok Indah 2015

Haiii.. Hari ini sekalian kontrol, sekalian tour kamar bersalin dan nanya-nanya tentang biaya persalinan ke admission. Jadi di RSPI ini untuk kamar bersalinnya ada 2 tipe, yang private delivery suite dan yang biasa. Bedanya adalah :
- kalau private delivery suite ini dari awal kita pembukaan (masa observasi) sampai dengan melahirkan kita ada di kamar ini, dan hanya kita sendiri. Ada kamar mandi, TV, sofa bed juga di dalamnya. Jadi keluarga (selain suami) bisa menemani juga. Private delivery suite ini ada 2 kamar. Kalau melahirkan dengan mengambil kelas kamar suite akan langsung mendapatkan fasilitas private delivery suite ini. Tetapi kalau mengambil kelas kamar lainnya dan ingin proses melahirkannya di private delivery suite ini akan dikenakan penambahan biaya sebesar selisih biaya kamar bersalin pada kelas yang diambil dengan biaya private delivery suite. 
- kalau ruang bersalin biasa, masa observasi akan dilakukan di ruang observasi. Ruang observasinya ada 5 tempat tidur, jadi menunggu pembukaan 1-4 nya beramai-ramai di ruang observasi. Setelahnya baru dipindahkan ke ruang bersalin. Ruang observasinya hanya ada 1 ruangan saja dan kamar bersalin regularnya ada 3 ruangan.

Setelah tour kamar bersalin, aku dan suami lanjut ke admissionnya untuk menanyakan seputar biaya dan kamar. Sudah ada perkiraan biaya per kamarnya seperti yang ada pada gambar. 

Di RSPI untuk yang 1 kamar 1 orang dimulai sari kelas VIP. Bedanya VVIP B dan VIP hanya tanbahan meja makan saja di VVIP B. VVIP B masih dalam area yang sama dengan VIP. Sedangkan VVIP A, berada di area yang sama dengan suite, jadi katanya areanya lebih tenang dan private, plus ukurannya juga lebih besar sedikit dibandingkan VVIP B.

Begitu deh cerita tentang tour kamar bersalin san infromasi biaya melahirkan di Rumah Sakit Pondok Indah :)


Tuesday, March 17, 2015

My Third Trimester (27 - 37 weeks)



Post yang sudah telat banget tapi better later than never, rite? ;)

Apa aja yah cerita trimester 3 inii? *sambil scrolling camera roll, mengingat cerita dan berakhir kangen hamil*

Mama's update :
Masih masa - masa yang menyenangkan. Tidak ada kaki bengkak, nafas ngos-ngosan kalau lagi naik tangga aja, rambut dan kulit yang lagi bagus-bagus nya, susah tidur juga ndak, paling kaget - kaget kalau bebi tiba-tiba nendang atau geli-geli kalau bebi lagi aktif banget.

Nafsu makan yang meningkat banget, lapar terus dan lapar terus. Untung punya teman hamil bersama di kantor, jadi ada teman ngemil bersama :D

Masih nyetir kesana sini, terjauh nyetir ke Bitung di usia kehamilan 33 minggu. Mulai minggu ke-35 sudah mulai tidak dibolehin nyetir sama suami. Jadi diantar jemput deh ke kantornya.


Mulai belanja-belanja (dibelanjain tepatnya :D) yang banyak buat Bebi. Seneng bangeetttt.... Barang - brangnya kecil-kecil semua kayak mainan..:) 


Birthday trip sekaligus Babymoon trip ke Bandung dan Pregnancy photoshoot yang akan dibahas di post terpisah yah :)

Bebi's update :
Bebi juga sudah tambah aktif, semakin seru kalau melihat perut yang bentuknya berubah-ubah kalau bebi lagi bergerak aktif di dalam. Bisa diajak ngomong, bahkan bisa memilih nama dan makanan, sesimpel dengan merespon dengan tendangan. Benar atau tidak, aku dan suami meyakini kalau itu benar saja deh. hihi.

Semakin sering frekuensi kontrol ke dokternya, artinya bisa sering-sering ngintip Bebi. Mukanya semakin jelas terlihat, tingkah dan pose nya di dalam perut juga lucu dan menggemaskan. Yang paling seru waktu di USG 3D dia diam saja, disuruh gerak sama Om dokter, eh dia bergerak. Gemeesshhh.. Terima kasih sudah menjadi partner yang sangat baik, sayang.. Sehat - sehat terus yaahh.. Can't wait to hug and kiss you.



Lagi dan lagi bersyukur banget buat semuanya. XieShenEn :)

Saturday, January 17, 2015

So long my lovely Jazzy


Dear my lovely baby Red..

I got you as a surprise from Papi and Mami, as a gift to begun my new education step as a college student. Kaget? Pastinya.. Senang? Bangeett.. (Masi inget jelas kejadian kamu diantar sama mas2 Honda ke rumah di hari kedua aku sampai Jakarta). We did some pinky interior make over to you. *semoga kamu suka yaah.. Kalau ndak suka kamu juga ndak bisa milih sih yaahh.. Hehe*

2006 to 2015, almost 9 year of togetherness, too many things we have had together. Mulai dari kuliah s1 sampai kuliah s2 ke kampus barengan terus, nemenin pergi pagi pulang malam (bahkan subuh), nemenin survey ini itu kesana sini dalam rangka tugas kuliah, nemenin interview-interview saat mau selesai kuliah, sampai nemenin ke kantor dan meeting kesana sini terus sekarang. Mulai dr nemenin jalan-jalan sama temen-temen, nemenin jalan-jalan me time, sampai nemenin belanja bulanan. Jazzy yg sudah menemani dari masa anak gadis kuliahan sampai sekarang ketika sudah jadi anak kantoran yang hampir jadi mama :") 

Thank you yaah sudah nemenin selama ini, nemenin lintas jakarta, lintas propinsi, macet-macetan juga. Sudah menjadi good listener dan menjadi yang selalu tau kalau aku lg senang atau sedih.  I also want to apologize. Maaf kalau dulu nemenin kuliah akunya suka ngantuk lalu kamu jadi nabrak. Maaf kalau aku suka ceroboh jadi kamu suka nyerempet sana sini. Maaf kamu suka keseruduk motor motor nakal *maafkan motor maksudnya, kan salah mereka itu soalnya* :(  

Setelah semua yang kita jalani bersama, sekarang kita harus berpisah. Aku sedih banget lho beneran. Sedih melihat kamu jalan pergi dibawa dari rumah tadi. Tapi aku tau kok kamu ada ditangan yang baik yang akan merawat dan menjaga kamu dengan baik. 

Never thought this farewell will bring out so may tears for me. So long my baby red yang lincah. Be good.

Another Thank You and I Love You,
KY

Thursday, January 8, 2015

My Second Trimester (14 - 26 weeks)


First of all, It's a Boy.. Our Baby Prince :) Di awal trimester 2 ini si bebi dengan gagahnya sudah menunjukan "monas"nya ke papa, mama dan om dokter. Sudah tambah besar juga, bikin perut mamanya semakin blundung ke depan.

Trimester kedua ini sangat menyenangkan karena sudah bisa merasakan gerakan-gerakan bebi, dari mulai ombak-ombak kecil di perut sampai geli-geli kaget kalau lagi ditendang. Lucunya adalah kalau dia lagi goyang-goyang lalu dipegang Rowan, dia diam. Tapi sama Vinca dia mau. Mungkin katanya "nice try, Papa... Dicoba lagi lain kali yaaa" hihi.. dan Vinca pun mulai giat mencoba dengerin bebi lagu-lagu one direction nya.

Minggu ke-18 bebi diajak nonton Disney Live! "Three Classic Fairy Tales". Menyenangkaann.. Tapi lebih bagus Disney on Ice. Di minggu ke-22 bebi diajak naik pesawat. Perjalanan yang menyenangkan pulang ke kampung halaman. Everybody was so excited with my baby bump. Semua berlomba-lomba mau ngerasain gerakan dan tendangan bebi. Dari sebelum pulang ke Binjai juga sudah bikin list mau makan apa saja (listnya terbagi 2, kuliner binjai dan kuliner medan) dan sudah bilang mama kalau liburan kali ini mau makan enakkk terus (termasuk durian). Jadinya setiap hari deh kita makan makan enak terus, mulai dari sarapan, makan siang, snack sore, makan malam. Ini dia beberapa makanan yank sempet difoto. Sisanya sudah keburu dimakan sebelum difoto kayaknya :D Nyamss



Sekarang dibahas perkembangan bebi dan yang dirasakan selama trimester 2 ini.
- Bebi sudah mulai berasa banget gerakan - gerakannya. Kalau di USG mulai bisa terlihat tingkah-tingkah lucunya, mulai jadi cium lutut, uget-uget, berakrobat di dalam.
- Jerawat - jerawat yang tadinya bermunculan di awal kehamilan dan di trimester pertama mulai hilang perlahan sampai hilang beneran. 
- Mual-mual sih karena dari trimester pertama sudah ndak pakai mual-mual, trimester kedua ini juga baik-baik saja :)
- Berat badan, hmp.. ada kalanya dalam sebulan naik 3,5kg. Kaget kok bisa siiihh? Padahal makannya kyknya biasa saja (selain yang 5 hari di Medan) dan diminta untuk dikontrol sama dokternya. Bulan berikutnya berhasil dikontrol kenaikannya dengan cara mengurangi carbo, ndak makan yang manis2 dan tidak bermanfaat untuk bebi, dan mengganti makan malam menjadi makan sore. 
- Mulai suka kebangun kalau bobo karena bebi sudah bisa protes kalau posisinya bikin dia ndak nyaman. *baiklah, mama ganti posisi*

Oiya, menutup akhir trimester ini, karena mendapat kabar stroller dan breast pump incaran lagi susah stocknya (sebenarnya ada sih di mal-mal tapi harganya beda jauuh), meluncurlah aku dan Rowan ke ITC Kuningan. Setelah muter sana sini (ternyata beneran lagi susah stoknya) akhirnya kita berhasil dapetin Stroller Aprica Soraria Touch Bordeaux dan Medela Swing Maxi with very good deal. Beda harganya lumayan banget lho dengan yang di mal, masing-masing bisa beda 1 jutaan lebih. By the way, stroller dan breast pump ini hadiah dari mami dan nai2. Horayy *elus-elus perut, rejeki bebi*


Friday, January 2, 2015

Baymax si Bantal Hamil

Jadi ceritanya kalau semakin besar usia kandungan, semakin besar perut, semakin serba salah posisi tidur. Jadilah dari usia 20 minggu sudah dibeli bantal hamil seperti gambar ini :D



Belinya kemarin karena lagi ada discount di online shop, plus disaranin mery (teman seperhamilan) cepetan beli mumpung waktu pakainya masih lama. Daripada nanti pas udah gede banget baru mau beli, pasti sayang rasanya. Berguna sangat lho si bantal ini. Bisa ditekuk dan dilipat sesuai posisi yang kita mau, mengganjal perut, punggung, pinggang, bobo telentang di atasnya pun terasa nyaman. Kata Papa, kalau setelah melahirkan bantalnya udah ndak dipakai lagi, Papa mau buat nonton TV :D

Kekurangannya, ukurannya yang bulky, jadi susah dibawa pindah-pindah. Plus kalau kata suami, bobo nya seperti dipisahkan sama si bantal hehe. Tapi kalau ndak bulky sepertinya akan kurang nyaman. Kekurangan lainnya susah mencari sarung bantalnya karena bentuknya yang tidak umum.

Kenapa namanya Baymax? karena ada percakapan pada suatu pagi.
Suami  : Kemarin aku mimpi kamu pergi ninggalin aku.
Me  : kenapa emangnya aku ninggalin kamunya?
Suami  : Kamu diambil sama Baymax
Me  : Hahh? *mungkin dia pingin ntn Big Hero ndak kesampaian*

Beberapa hari kemudian, lagi nginep di rumah papi mami, ndak bawa si bantal hamil
Suami  : Akhirnyaaa.. kita bobo barengan lagi... ndak terpisah sama Baymax
Me  : Baymax?
Suami  : Iyaa, bantal kamu yang besar itu
Me : hahahahaha *oalah, mungkin mimpinya karena pingin ntn Big Hero plus si bantal memang putih dan besar, sangat mirip sama Baymax*

Begitulah cerita Baymax si bantal hamil yang sangat membantu bobo pulas selama hamil :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...